Jumat, 03 Mei 2013

Tanaman Puring



Tanaman Puring

jenis-jenis puringhttp://4.bp.blogspot.com/_Bm66oWNUyXQ/S6pmXlydAYI/AAAAAAAAAFI/RDeryQ5gTgk/s400/puring.jpg,jenis-jenis puring


 





Nama   : Angela  Kurniawati Joice Paila
Kelas      : XII.IA.1

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WAINGAPU
website: www.smansa-wgp.com , email: sman1_waingapu@ymail.com
Jalan Majapahit – Waingapu – Sumba Timur
Tahun pelajaran 2012-2013

1.    Definisi Puring

Puring ialah tanaman semak hias yang berkayu, bentuk daunnya bermacam - macam (lonjong membundar, panjang seperti pita dsb) dan warnanya merah atau hijau bercak-bercak merah atau kuning.

2.    Macam – Macam Puring

Secara umum, jenis puring dapat dibedakan berdasarkan :

*   Komposisi warna daunnya.
Warna tunggal (monocolor): hijau, kuning, hitam, atau merah. Misal, puring jengkol yang dominan hitam.Warna ganda (bicolor), yakni kombinasi dua warna, seperti hijau-kuning, merah-kuning, hitam-kuning, hitam-merah, dan sebagainya. Misalnya puring tissue, puring air mancur, puring timun, puring telur, puring tanduk, puring badak, puring kobra, dan puring koi yang warna daunnya hanya terdiri dari warna hijau-kuning atau merah-kuning. Warna majemuk (multicolor), puring jenis ini sangat banyak jumlahnya. Satu daun terdiri atas berbagai warna sehingga tampak colorfull. Contoh puring seperti ini adalah puring sakura, puring kirana, puring concorde, puring kura, puring walet dll.

*   Bentuk daunnya, Puring dapat dibedakan dalam 2 golongan, yakni
a.      Golongan pertama yaitu golongan berdaun lebar, sepert puring raja dan puring oscar.
b.      Golongan kedua adalah golongan puring berdaun sempit, seperti puring air mancur dan puring Thailand. Kadang-kadang, puring mengalami mutasi pada bagian batangnya. Sel-sel di ujung batang pecah sehingga bentuk batang berubah menjadi pipih pada bagian ujungnya. Keadaan mutasi seperti ini disebut kistata.



*   Jenis – jenis puring






Puring Anggur merupakan puring yang agak jarang ditemukan, bentuk daunnya oval dengan kombinasi warna merah, coklat, kuning dan hijau. Daya tariknya terletak pada corak batik dibagian tengah-tengah.

B.      Puring Apel
Ada beberapa jenis puring Apel, diantaranya adalah puring apel merah Thailand, puring apel washington, puring apel biasa dan puring ijo yang bentuk daunnya bulat dengan kombinasi warna hijau kuning.

C.      Puring Bor
Puring ini merupakan puring yang paling umum dijumpai, daunya yang memiliki banyak corak dan warna, diantaranya adalah berwarna kuning emas (bor emas), merah, hitam, hijau dan kuning bentuk daunnya melintir seperti bor.

D.      Puring Cabai
Puring cabai memiliki daun kecil-kecil memanjang dengan warna merah kombinasi dengan coklat, kuning dan hijau, disebut puring cabai karena daunnya yang mirip buah cabai.

E.       Puring Cobra
Puring Cobra memiliki daun panjang dengan bagian tengah daun menyempit, lalu melebar kembali diujungnya, motif daunnya berbelang-belang dengan warna kuning, hijau dan jingga. Daya tarik puring ini terletak pada daunnya yang mirip ular cobra.

F.       Puring Dasi
Bentuk puring ini ada yang panjang dan juga ada yang pendek seperti dasi kupu-kupu, jenis puring ini yang terkenal adalah puring dasi jojon yang bentuk daunnya lebar dan pendek dengan warna merah cerah.

G.      Puring Emping
Puring emping memiliki ciri-ciri bentuk daunnya lancip, namun begitu ada juga yang bulat, warna daunnya didominasi hijau dan kuning.

H.      Puring Jari
Puring jari karena daun puring ini mirip dengan jari manusia dan warnanya daunnya hijau dan bagian tepinya kuning.

I.        Puring Jengkol Bewe
Ciri-ciri daunnya merah tua mendekati hitam, namanya diambil dari bentuk daunnya yang bulat dengan warna daunnya yang sudah tua mirip dengan jengkol.

J.      Puring Kerupuk
Puring kerupuk merupakan puring yang paling banyak memiliki variasi warna, sehingga kelihatan ramai.

K.      Puring Kuku Bima
Warna daunnya merah dan bentuknya sempit sedikit berpilin pada ujungnya.

L.       Puring Kura
Disebut puring Kura karena bentuk daunnya mirip batok kura-kura dengan warna meran dan corak kotak-kotak hijau dan kuning. Puring ini termasuk puring yang paling banyak diincar oleh para penggemar tanaman hias puring.



Gambar berbagai Jenis Puring
3.    Cara menanam Puring
Cara menanam Puring yang baik ialah
1.        Syarat media tumbuh.
Media tumbuh yang baik harus mampu mengikat dan menyimpan air dan hara dengan baik, memiliki sistem sanitasi, aerasi dan drainase yang baik, sehingga tidak menjadi sumber penyakit dan bersifat tahan lama. Jangan sampai kondisi media tanam tersebut terlalu lembab.Komposisi media tumbuh puring bisa terdiri atas tanah merah, humus daun, sekam bakar, pupuk kandang dan bambu.

2.        Penyiraman.
Puring akan tumbuh baik bila kebutuhan air tercukupi. Penyiraman dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore jika kondisi panas, atau dua hari sekali jika kondisi hujan, atau jangan disiram jika kondisi media masih basah. Kelebihan air bisa menyebabkan akar busuk yang ditandai dengan rontoknya daun-daun muda.

3.       Pencahayaan.
Cahaya dianggap mampu membuat warna puring menjadi lebih cerah. Puring yang kurang cahaya warnanya akan memudar. Oleh karena itu, ada baiknya pemilik tanaman memenuhi kebutuhan tanaman ini akan cahaya matahari secukupnya. Bila puring dijadikan tanaman hias indoor, setiap sepekan sekali puring dikeluarkan agar kebutuhan akan panas atau cahaya matahari bisa tercukupi.

4.       Pemupukan.
Pemupukan bisa dilakukan melalui akar atau daun, setiap tiga bulan sekali. Pemupukan melalui akar dengan cara disiram atau ditabur di atas media sedangkan pemupukan melalui daun dengan penyemprotan. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan jenis pupuk. Saat melakukan pemupukan, ada baiknya juga disertai dengan penggantian media tanam

 Cara menanam puring baik ditanam di media tanah langsung, akan tetapi bisa juga di dalam pot. Untuk menanam di dalam pot, sebaiknya menggunakan campuran tanah, humus, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Kemudian, masukan bibit pada pot yang sudah diisi dengan media tanam tadi. Puring jika sering dipangkas akan cepat lebat dan kelihatan indah menarik, dan perawatan puring sangat mudah cukup dengan menyiramnya setiap hari. Puring dapat dikembang biakan dengan cara di stek dan di cangkok


4.    Media Tanam yang cocok untuk Puring

Media tanam yang cocok untuk puring ialah :

a.      Tanah Merah
Media tanah merah memang banyak dipakai pekebun puring.Tanah merah dipilih karena puring dianggap tanaman bandel. ‘Di tanah merah lapisan bawah (seperti di pemakaman) pun dapat tumbuh.  Puring pun mampu beradaptasi di tanah liat hingga berpasir. Tanah liat mengikat air dengan kuat, tapi sulit dilewati air. Sebaliknya tanah berpasir kurang mengikat air, tapi mudah dilewati air.Lantaran bandel, banyak kolektor dan pekebun meniru media tumbuh puring di alam untuk penanaman di pot tanpa modifikasi sama sekali. Lazimnya mereka membuat campuran 50-80% tanah merah dan sisanya pupuk kandang atau kompos. ‘Padahal kondisi mikro di pot dengan di lahan berbeda,. Di pot jumlah air, hara, dan udara serba terbatas. Karena itu dibutuhkan media porous, artinya mudah memegang air sekaligus gampang dilewati air. Bila media terlalu kuat mengikat air, daerah perakaran becek sehingga akar gampang busuk. Sebaliknya bila terlalu mudah dilewati air, daerah perakaran kering.Media terlalu basah atau kering berisiko kematian bagi puring muda yang baru dipindahkan.

b.      Campuran Cocochip/Potongan Sabut Kelapa
Media campuran cocochip alias potongan sabut kelapa, humus bambu, dan tanah merah dengan komposisi 60:15:25. Tanah merah tetap digunakan karena berperan mengikat akar. ‘Bila media tak mengikat akar, tanaman gampang roboh. Agar tanin pada cocochip hilang, pastikan sebelum dipakai direndam air selama seminggu, lalu dikeringkan, humus bambu kaya hara makro dan mikro yang siap dipasok ke tanaman saat dibutuhkan. ‘Humus memiliki sifat mengikat hara agar tak mudah tercuci, tapi dapat diserap tanaman saat dibutuhkan. Bobot jenis bahan organik pun lebih rendah ketimbang tanah merah sehingga humus bambu lebih ringan.
Prinsipnya porous dan harus banyak tersedia sehingga mudah didapat. Artinya, bahan lain yang sudah lazim seperti arang sekam, pupuk kandang, dan pasir bisa digunakan. Arang sekam matang mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, dan tidak gampang menggumpal. Peran pasir agar campuran media porous.

5.    Hama dan Penyakit yang menyerang Puring

Ø   Hama
Beberapa hama utama pada Puring adalah Mealibug, thrips dan kutu merah. Sedangkan penyakit utama pada croton adalah busuk batang dan busuk pucuk. Serangan Mealibug ditandai dengan adanya hama berwarna putih dilindungi tepung pada daun atau pada batang. Biasanya serangan dimulai pada pucuk muda dan meluas pada daun dan batang tua. Mealibug akan menghisap cairan daun, sehingga serangan berat dapat mengakibatkan daun menguning. Seringkali kemunculan mealibug diikuti oleh embun jelaga atau noda warna hitam diatas daun. Embun jelaga adalah jamur yang memakan kotoran mealibug berupa nektar. Jika Mealibug telah menghilang, maka dengan sendirinya embun jelagapun akan mati.
Pada beberapa kasus, serangan Mealibug maupun thrips, akan mengakibatkan daun muda menjadi malformasi atau tumbuh tidak sempurna, mengeriting. Hal tersebut dapat terjadi karena kedua hama tersebut dapat menjadi vektor atau perantara virus. Virus keriting daun atau Tobaco Mozaic Virus adalah virus yang masuk kedalam daun dengan perantara hama, dan selanjutnya mempengaruhi protein dan mengakibatkan jaringan tumbuh tidak normal. Serangan virus pada stadium awal, dapat diobati dengan memotong tangkai tanaman yang telah terserang dan dibakar. Namun jika serangan sudah meluas, biasanya keriting tidak hanya menyerang daun muda tetapi akan menjalar ke daun dibawahnya dan menjadi sulit untuk dihentikan (Budiarto, 2007). Mealibug lebih menyukai tempat yang lembab dan kurang cahaya matahari, sehingga untuk mengurangi hama tersebut, dapat dilakukan dengan dengan jarak tanam yang lebih longgar. Jika hama mulai menyebar, dapat dikendalikan dengan pestisida dari jenis Insektisida.
Misalnya Diazinon, Pegasus, Schumec, dan metindo (Budiarto, 2007).
Thrips dapat menyerang daun muda maupun bunga dengan cara menghisap cairan jaringan tersebut. Serangan thrips juga dapat diikuti dengan pengeritingan daun akibat adanya virus yang masuk kedalam jaringan tanaman. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Insektisida (Budiarto, 2007). Daun tanaman puring sering berubah dari daun besar atau oval menjadi kecil seperti keriting dan memanjang. Sebagian orang mengira, hal tersebut adalah penyakit oleh virus, tapi sebenarnya adalah respon terhadap kekurangan pupuk. Pemberian pupuk yang seimbang akan mengobati masalah tersebut
Beberapa hama penting yang menyerang tanaman puring adalah sebagai berikut :
*   Kutu Putih (Homoptera aleyrodiae)
Kutu putih pada umumnya menempel di daun atau tangkai bunga pada musim kemarau. Larvanya akan menusuk dan mengikat cairan sel-sel daun serta mengakibatkan daun berkeriput. Kutu ini dapat diberantas dengan insektisida seperti Malathion, Diazinon, Orthane, dan metindo dengan dosis sesuai anjuran pada labelnya.
*   Tungau (Tetranychus sp.)
Hama ini bersifat poliphag dan menyerang lebih dari 100 jenis tanaman. Tungau betina sekali bertelur kurang lebih 100 butir. Umur satu generasi mencapai 10 hari pada temperatur 300 C atau 22 hari pada temperatur 180 C. tungau aktif pada siang hari dan membuat benang-benang halus. Tungau dewasa berukuran 0,5 mm warnanya kuning pucat hingga kemerahan. Penyebaran tungau dapat terjadi karena angin yang menghembuskan hingga berhamburan, ikut bersama daun yang jatuh, melalui pakaian orang yang lewat didekatnya, alat pertanian, serangga. Hama ini menyerang tanaman pada musim kemarau yang ditandai dengan adanya bintik-bintik pucat dan banyak sarang pada daun. Serangan yang berat menyebabkan daun menggulung berwarna coklat, kemudian bergugur.
*   Wereng putih (Empoasca sp.)
Serangga ini berwarna putih, bentuknya kecil, memiliki sepasang sayap berukuran 0,5 mm. hama ini terdapat di permukaan bawah daun menyerang tanaman hingga menimbulkan noda pada daun. Daun yang terserang berwarna coklat kemerahan seperti terbakar, tepi daun menggulung ke bawah kemudian mongering. Hama meletakkan telurnya di bagian bawah daun. Pengendalian hama ini dengan membakar daun-daun yang terserang hama atau tanaman yang diserang disemprot insektisida Tamaron, Decis, atau Matados dengan konsentrasi 0,2%.
*   Thrips sp.
Hama ini berkembang pesat jika udara kering dan temperatursekitar 260 C – 280 C. panjangnya 1 mm – 2 mm, berwarna hitam, bertelur hingga 50 butir. Lama perkembangan mulai telur sampai dewasa sekitar 33 hari. Kebanyakan thrips bersifat parthenogenesis. Thrips menyerang dengan cara menghisap cairan dari permukaan hingga terjadi bercak berwarna putih seperti perak. Bercak tersebut akan berubah menjadi warna coklat, kemudian daun mati dan gugur. Serangan yang berat menyebabkan daun menjadi keriput seperti terserang virus. Pengendaliannya dengan cara menyemprot insektisida Decis 0,5 cc – 1 cc/liter ait atau Thiodan 2 cc/liter air.
Ø   Penyakit
Penyakit yang sering muncul adalah busuk batang atau busuk pucuk. Keduanya mudah muncul saat lingkungan lembab, misalnya pada musim hujan. Tanaman yang kekurangan pupuk, lebih mudah terkena penyakit. Pemberian pupuk yang seimbang, serta menambah pupuk dengan unsur Kalium tinggi disaat musim hujan, adalah salah satu cara pencegahannya. Kalium yang tinggi mengakibatkan jaringan tanaman lebih kuat dan tidak mudah ditembus penyakit. Karena penyakit ini mudah muncul pada kelembaban tinggi, maka mengatur jarak tanam juga salah satu cara mengendalikannya. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida (contohnya Dithane M45/Antracol dengan dosis 1 gram/liter air)
Penyakit yang menyerang puring umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat mata biasa.
*Penyakit Karat
                                                               
Penyakit ini menyerang tanaman pada malam hari yang udaranya lembap, banyak hujan, dan berkabut. Serangan berat dapat menimbulkan bercak-bercak berwarna kecoklatan, kemudian daun mongering. Pengendaliannya dengan membuat Drainase media tanam agar air tidak menggenang, daun-daun yang terserang dipotong dan dibakar dan tanaman disemprot dengan fungisida Zineb 2%, atau Dithane M-45 sebanyak 2 – 3 gram/liter air.
*Lumut Kerak
Lumut ini menempel pada batang dan percabangan tanaman yang tidak terkena cahaya matahari. Serangannya tidak membahayakan, tetapi ganggu kebersihan dan penampilan tanaman karena batang dan percabangan tampak kotor.
Pengendaliannya yaitu :
ü Bagian batang yang diserang dipangkas dan dibakar. Cahaya matahari diusahakan dapat menembus seluruh bagian tanaman.
ü Lumut pada batang dibersihkan dengan cara dikerok menggunakan pisau secara hati-hati, jangan sampai kulit batang terluka atau tergores.
ü Batang tanaman yang diserang diolesi dengan fungisida dengan menggunakan kuas, misalnya, Cobox, Zineb, Benlate dan Ridomil dengan konsentrasi 2%.

.





Sekian
dan
Terima Kasih



Selamat Membaca
Semoga Bermanfaat



Created by:
Angela Kurniawati joice paila

1 komentar:

  1. Makasih ya atas informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan kita semua
    Salam kenal dari kolang kaling

    BalasHapus